Pembangunan Infrastruktur Timor Leste Masih Bergantung ke Indonesia - ITL | BUAT HOTU KONA BA TIMOR-LESTE

Post Top Ad

Pembangunan Infrastruktur Timor Leste Masih Bergantung ke Indonesia

dalann
Sejak memisahkan diri pada 1999 silam, Republik Demokratik Timor Leste rupanya masih bergantung terhadap Indonesia. Hingga kini hampir seluruh infrastruktur di Timor Leste dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus mengatakan, hampir 80 persen pengerjaan infrastruktur mulai dari pembangunan jalan raya, jembatan, hingga gedung kementerian negara tersebut dibangun oleh BUMN Indonesia.

"Bisa dilihat BUMN Indonesia ini lengkap di sini dan 80 persen impornya dari Indonesia. Ada Hutama Karya, Waskita, Wijaya Larya, PT PP, dan Adhi Karya. Mereka membuat jalan raya, jembatan, perumahan, gedung sampai gedung bioskop," ujarnya disela-sela kunjungan tim PLN CSR di Kedutaan Besar Indonesia untuk Timor Leste di Dili, Selasa 19 September 2017.

Sahat mencontohkan salah satu gedung tertinggi dan bertingkat pertama di Dili dan Timor Leste di bangun oleh PT PP (Persero) Tbk. Bangunan itu ialah gedung Kementerian Keuangan Timor Leste.

Selain pembangunan infrastruktur, Timor Leste juga bergantung terhadap impor bahan pokok dari Indonesia. Negara berpenduduk 1,2 juta ini, katanya, bahkan memasok alat transportasi mobil dan sepeda motor.

"Mereka itu menyebut kita saudara. Jadi salah jika Indonesia menjajah Timor Leste, selama bergabung dengan Indonesia, pemerintah pusat justru banyak melakukan pembangunan di sini. Berbeda kalau menjajah, mengeruknya dan tidak membangun apa-apa," turur dia.

Begitu pula kebutuhan energi bahan bakar disuplai dari Pertamina. Sementara para pegawai pemerintahan Timor Leste juga berasal dari lulusan pergururan tinggi di Indonesia.

"Rata-rata 90 persen pejabat pemerintah di sini lulusan Indonesia. Bahkan mereka sulit untuk bahasa Portugis dan mereka memilih perguruan tinggi di Indonesia seperti di Bali, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung," pungkas Sahat.


*metronews 

No comments:

Post a Comment