Paus Fransiskus telah mengeluarkan pembelaan yang kuat terhadap hak Muslim Rohingya Birma untuk ‘menjalankan iman mereka’, dan mengkritik pedas pemerintah negara tersebut atas dugaan penganiayaan terhadap golongan minoritas.
Paus mengatakan bahwa orang-orang Rohingya telah disiksa dan dibunuh “hanya karena mereka ingin menjalankan iman dan kepercayaan Muslim mereka”. Namun demikian pemerintah Birma membantah melakukan kekejaman terhadap minoritas Muslim, yang terdiri dari sekitar 1,2 juta orang di negara bagian Rakhine utara.
Orang-orang Rohingya adalah “orang baik”, kata Paus Fransiskus. “Mereka memang bukan orang Kristen, mereka adalah orang-orang cinta damai, dan mereka adalah saudara dan saudari kita.”
Dia kemudian mengajak 7.000 orang hadir di Hall Paul VI Vatikan, untuk bergabung dengannya dalam doa untuk semua migran yang telah dieksploitasi dan dipermalukan, dan khususnya untuk saudara-saudari Rohingya yang dikejar dari Myanmar dan melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain karena tidak ada yang menginginkan menolong mereka.
Paus Fransiskus kemudian juga memberikan komentar seharusnya hal ini menjadi peringatan yang serius bagi masyarakat internasional.

Migran Rohingya berenang untuk mengumpulkan persediaan makanan yang dijatuhkan oleh helikopter tentara Thailand setelah mereka melompat dari kapal (R) yang hanyut di perairan Thailand di lepas pantai selatan pulau Koh Lipe di Laut Andaman.
Paus mendedikasikan pelajaran katekismusnya hari itu untuk ajaran umum tentang pengharapan dan pengampunan untuk hadirnya perdamaian.
Dia berkata, “Dalam konteks sosial, marilah kita bersama-sama untuk tidak membuat ‘tembok’ tapi membangun ‘jembatan’. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, serta membalas serangan dengan pengampunan…
No comments:
Post a Comment